Tebusan

Sesuai syariat Islam, keyakinan orangtuamu, sunah bagimu untuk "ditebus", Nak. Dalam istilah Islam disebut aqiqah. Meskipun sunah, bagi mereka yang mampu secara materi, aqiqah seakan wajib, karena tebusan ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral. Bahkan, aqiqah terkadang dijadikan unjuk kekayaan dan gengsi sosial.

Bayi yang baru lahir, dipercaya akan menggantung jiwanya jika tidak ditebus (aqiqah) dengan menyembelih kambing atau sapi. Ada yang bilang, aqiqah harus dilakukan pada hari ke 7 setelah kelahiran. Namun, ada juga yang berpandangan boleh dilakukan pada hari kelipatan 7.

Karena kamu perempuan, hari ini 28 Agustus 2011, orangtuamu "menebusmu" dengan 1 kambing.  

Sesuai anjuran eyangmu, kami menyerahkan penyembelihan dan pengolahan kambing kepada saudara dari suami budemu yang gendut......tapi cantik, Retnowati Widyaningsih. Eyangmu dibantu tetangga dan saudara hanya memasak nasi, sayur dan menyiapkan kardus. Kurang lebih jam 1 siang, daging kambing itu diantar ke rumah dan sudah berubah menjadi sayur gule dan rendang yang lezat. 

Setelah dikemas dalam kardus yang rapi, nasi kotak dengan lauk daging kambing dibagikan ke saudara dan tetangga. Dalam konteks sosial, aqiqah ini dimaknai sebagai syukuran atas kelahiranmu, Nak. Kami memohon doa kepada mereka yang dibagi daging, agar kamu bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan dunia. 

Kamu dengar itu Nak..!  

Malam harinya, eyangmu mengundang jamaah pengajiannya, walisongo dan sakinah, dan tetangga ke rumah. Seusai salat tarawih, mereka berdoa dan membacakan surat arrahman untukmu, Nak. Mereka memohon agar Tuhan menganugrahimu pribadi yang solehah, berbakti pada orangtua, agama, dan pandai. 

Kamu dengar lagi itu Nak..! 

Seusai berdoa, dalam gendongan ibumu, rambutmu dipotong oleh beberapa orang terpilih. Dalam Islam, memotong rambut bayi yang baru lahir merupakan simbol pembersihan. Nantinya, rambutmu akan dipotong habis agar tumbuh rambut baru. Karena menurut beberapa orang, rambut yang dibawa sejak lahir dianggap "tidak suci". Padahal ibumu menyayangkan sekali, karena saat lahir rambutmu begitu lebat, hitam dan indah, Nak.

Malam itu begitu meriah, Nak. Semua saudara eyang putri dan kakungmu hadir. Mereka membaca shalawat Nabi saat kamu digendong dan diputarkan ke setiap orang untuk mendoakanmu. Orangtuamu merasa bahagia saat itu. Kamu begitu istimewa, karena banyak orang mendoakan yang baik-baik untukmu. Melalui shalawat, Nabi pun dimohon "hadir" untuk menyaksikan peristiwa itu. 

Sekitar jam 10 malam, acara aqiqah usai. Mereka yang mendoakanmu pun beranjak pulang. Kini tinggal kamu dan orangtuamu. Kelak, memang semua orang akan sendiri, Nak. Karena itu, sekali lagi, Nak, doa hanyalah salah satu cara. Kebaikan dan kesantunanmu juga bergantung pada usahamu sendiri. Tetaplah berusaha, berdiri di kaki sendiri, dan berpikir positif, jangan hanya bergantung pada doa.

Semoga tebusan ini diberkahi Tuhan, Nak. 


Tegalharjo, 28 Agustus 2011

Komentar

Postingan Populer