Filsafat

Pendidikan dan filsafat adalah dua cabang kelimuan yang sebenarnya saling terkait. Pendidikan semestinya harus berbasis pada filosofi. Namun, sekarang pendidikan dianggap sudah agak melenceng dari filosofinya. 

Jargon “mencerdaskan kehidupan bangsa” seakan-akan hanya tinggal slogan semata karena pendidikan di Indonesia semakin mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. 

Sejak semula, filsafat sebenarnya berusaha membantu pendidikan dalam meletakkan sendi-sendi, teori, strategi, dan tindakan pendidikan yang tepat dilakukan. Seiring perkembangan zaman, filsafat pendidikan cenderung hanya menjadi kajian belaka, namun nyaris tidak pernah diterapkan di lapangan. Akibatnya, lulusan sekolah hanya berujung pada kuantitas, bukan kualitas. Lembaga pendidikan pun terjebak pada kuasa modal sehingga pendidikan yang baik hanya bisa dinikmati oleh orang yang punya uang.

Oleh masyarakat umum, pendidikan umumnya dipahami sebagai kegiatan belajar dan mengajar di sebuah lembaga pendidikan, seperti sekolah atau perguruan tinggi. Dalam konteks filsafat pendidikan, pemahaman ini dirasa kurang tepat karena pendidikan sebenarnya bisa berlangsung di mana saja, misalnya di lingkungan keluarga, masyarakat, atau lingkungan yang lebih luas.

Makna dari filosofi pendidikan yang dijelaskan di atas menjadi penting untuk dipahami agar masyarakat tidak terlalu mengagungkan pendidikan dalam pandangan kelembagaan formal. Persepsi yang demikian justru mengakibatkan orang menjadi sempit berfikir, bahwa ilmu hanya di dapat di sekolah. Ketika sekolah dianggap hanya satu-satunya tempat pendidikan, orang akan merasa malu jika anaknya tidak sekolah. Hal ini akan menjadi masalah jika negara tidak mampu memberikan pendidikan yang murah dan berkualitas kepada masyarakat.

Demi pembangunan sumber daya manusia, makna pendidikan menjadi dasar dari segalanya. Sekali lagi, pendidikan dapat diperoleh di mana saja.

Tegalharjo sore hari

Komentar

Postingan Populer