Mas…

Pagi ini saya mendapat pengetahuan yang penting. Penting karena itu menyadarkan saya bahwa ternyata memeluk agama tak berbanding lurus dengan sikap sosial dan kemanusiaan seseorang.

Semua itu bermula dari cerita ibu saya tentang anak dari bude saya yang masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK) O besar. Dalam kesehariannya saya memanggilnya Mas dan saya menyayanginya. Meski ia nakal, Mas orangnya lucu. 

Sekolah Mas bertitel dan dikelola oleh orang-orang yang taat beragama. Dan dari sini kisah itu bermula.

Dalam kesehariannya, Mas diajarkan oleh gurunya agar selalu berdoa, karena doa dapat mengantarkannya masuk surga serta menjauhkannya dari neraka. Di sekolah, Mas dikenal sebagai anak yang sulit diatur. Pernah suatu hari ia dan tiga temannya di jemur di bawah matahari selama beberapa menit karena tidak mau ikut pelajaran ekstrakurikuler. Alasan Mas lucu, ia tidak mau membawa drum yang paling besar karena berat. Gurunya sendiri sengaja memilih Mas, karena ia murid yang badannya paling besar.

Kasus Mas ini diadukan kepada orangtuanya (Budeku). Ketika Mas dimarahi ibunya dan dikatakan ia akan masuk neraka kalau nakal. Namun, Mas selalu berucap enteng; “ya Aku berdoa terus biar ndak masuk neraka”.

Mas sulit diatur tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah. Mas selalu membantah jika dinasehati orangtua atau neneknya. Jika dimarahi, Mas selalu menjawab hal yang sama. Anggapannya, doa dapat menolong ia dari keburukan, meski ia terus menerus melakukan keburukan. Dan ia selalu menekankan bahwa itu kata gurunya di sekolah.

Dua hari yang lalu, di sekolah, seusai pelajaran, Mas diketahui mengambil mainan milik gurunya. Sesampai di rumah, Mas dimarahi tante, nenek dan ibunya. Mas dikatakan maling dan kalau maling akan masuk penjara. Namun, lagi-lagi Mas menjawab: “Ya kalau dipenjara aku berdoa terus to”.

Sembari di tahan, tante, nenek, dan ibunya tertawa kecut campur lucu.

Apa yang dilakukan oleh Mas membuatku bertanya-tanya, salahkah Mas?

Sambil santai aku bilang sama ibuku, jangan-jangan gurunya Mas sama dengan Mas ya bu?....ibu hanya tertawa.

Prambanan pagi hari

Komentar

Postingan Populer