Pengobatan Tradisional

Di era modern sekarang ini, pengobatan tradisional menjadi persoalan yang dilematis: di satu sisi diharapkan, namun di sisi lain justru dikecam dan dijelekkan.

Ketika dokter dan pengobatan modern dianggap mahal dan sudah tidak manjur lagi, sistem pengobatan tradisional diharapkan dapat menyembuhkan penyakit orang modern. Namun, ketika terjadi masalah, misalnya terjadi salah praktek (malpraktek), pelaku pengobatan tradisional tak bisa lari dari hukuman massa atau penjara. Hukuman yang jarang terjadi pada dokter atau rumah sakit yang melakukan malpraktek.

Dokter dan rumah sakit mudah berkelit dibanding seorang dukun. Dokter akan gampang mengalihkan kesalahannya kepada produsen obat, masyarakat yang tidak cerdas memilih pengobatan, atau jika disidangkan dokter akan mudah menyewa pengacara.


Sebaliknya, pengobatan tradisional dianggap tidak memenuhi syarat medis karena hanya berdasarkan pengalaman dan ajaran leluhur. Padahal, justru disinilah sebenarnya kekuatan pengobatan tradisional. 

Terlepas dari masalah yang ada, pengobatan tradisional sebagai sebuah warisan agung bersyukur masih diapresiasi positif oleh sebagian orang modern. Beberapa dari mereka bahkan mengemas ramuan tradisional menjadi obat modern yang bersih dan bermanfaat.

Hal ini misalnya dilakukan oleh Jaya Suprana, Sari Ayu Marta Tilaar, atau Mooryati Sudibyo dengan ramuan tradisonal warisan Kraton Solo. Mereka memproduksi obat modern berbasis ramuan tradisional secara massal. Produk mereka dijual di toko-toko bahkan swalayan. Tujuannya agar masyarakat tidak meninggalkan warisan leluhur. Selain juga harganya terjangkau dan bisa lebih efektif dikonsumsi.


Selain obat, spa dan tempat pijat di hotel-hotel berbintang juga mengadopsi sistem spa tradisional, lengkap dengan ruang dan suasana yang disulap seperti alam perdesaan. Bahan pijit juga berupa minyak dan daun yang digerus halus lalu dilulurkan ke seluruh tubuh. Di Bali bahkan tubuh orang dilumuri lumpur sawah setelah dipijit, konon bisa menenangkan syaraf dan memutihkan kulit secara alami.

Realitas ini membuktikan orang modern sangat menginginkan suasana dan romantisme masa lalu. Menurut hasil penelitian ahli budaya dan sejarah, hampir semua nenek moyang suku bangsa di negeri ini memiliki ramuan tradisional berbahan baku alam. 


Tidak dapat dipungkiri, sebelum munculnya obat-obatan modern, seperti kapsul, suntik, atau pil, orang zaman dulu menggantungkan kesembuhan penyakitnya kepada beragam daun, akar, atau bahan-bahan alami lainnya.

Ilmu itu ada di mana dan dari mana saja, termasuk dari leluhur kita. Mari saling belajar.

Jogja siang hari


Komentar

Postingan Populer