Negara Preman

Jika dicermati, istilah preman bukan asli dari Indonesia, tapi diambil dari bahasa Inggris free man (laki-laki bebas). Dalam perkembangannya, istilah ini dikonstruksi penguasa (pribadi, kelompok, partai, nasional, atau internasional) untuk menandai seseorang atau kelompok (mafia) yang melakukan tindakan (cenderung dengan pemaksaan dan kekerasan) yang bertentangan dengan kepentingan penguasa. Istilah serupa preman diantaranya mafia, jago, kecu, bandit, jawara, gento, juga gali. 

Penguasa melalui aparatusnya (baca : rezim) memposisikan preman sebagai pengganggu atau ancaman terhadap kepentingan mereka. Tak heran jika pada masa orde baru, terjadi operasi tembak langsung kepada para preman, operasi itu dikenal dengan petrus, penembak misterius. Istilah misterius mengindikasikan pelaku tidak ingin diketahui (baca: tidak mau bertanggung jawab). 

Dalam konteks di atas, istilah preman juga bisa dilekatkan pada negara yang berbahaya bagi kepentingan Negara-negara besar. Negara-negara kiri (marxis) sering dituduh dalam hal ini. Tak heran jika Negara besar berusaha menguasai sumber daya alam dan manusia mereka melalui berbagai program ekonomi, politik, pendidikan, pertahanan, dan pertanian. 

Dalam konteks Indonesia, penguasaan itu sudah terjadi, sayangnya Negara tidak menyadarinya, atau Negara justru ikut menjadi preman bagi rakyatnya sendiri. Jika sudah demikian, sistem demokrasi tak berarti lagi. Kata kerakyatan, kedaulatan, dan kemandirian hanya menjadi slogan dan bahan jualan para penguasa rakus. 

Dalam perspektif development, keberadaan preman merupakan indikasi dari kegagalan Negara dalam bidang pembangunan. Negara tidak dapat menjalankan pembangunan secara merata dan seimbang di seluruh wilayah Indonesia. Akibatnya, warga saling berebut ladang ekonomi yang seharusnya disiapkan oleh Negara secara adil, salah satunya dengan menjadi preman. Tidak cukup di daerah, merekapun merambah ke kota memenuhi kebutuhan pemilik modal untuk menjaga aset kekayaan mereka. Dari sinilah muncul dep collector, pembunuh bayaran, tukang demo, tukang pukul, atau bodyguard. Dalam konteks ini, preman sebenarnya adalah Negara itu sendiri. Karena Negara (penguasa) memonopoli ekonomi (juga politik) untuk kepentingannya sendiri dan kelompoknya. 

Lalu, apa yang harus dilakukan oleh rakyat?

Komentar

Postingan Populer